kumpulan cerita & perjalanan hidupku

Selasa, 07 Februari 2012

Perjalanan Hidupku "Menjadi Mahasiswa Rantau"


Perkenalkan saya si penulis salah satu mahasiswa rantau di negeri ini.
Disini saya akan sedikit membagi cerita perjalanan hidup saya tentang suka dukanya menjadi mahasiswa rantau yang jauh dari orang tua. Tinggal di belakang kampus di asrama. Dan hiduppun harus pandai pandai, terutama pandai dalam menggunakna uang, dan juga membagi waktu.


Menjadi mahasiswa rantau yang harus hidup mandiri dan jauh dari orang tua mungkin menurut banyak orang lebih banyak dukanya dari pada sukanya. Tetapi menurut saya kalau di pertimbangkan tidak jauh lebih lah antara duka dan suka. Walaupun lebih berat ke dukanya sih. Ya memang sih menjadi mahasiswa rantau tu rumit. Yang tadinya bila di rumah makan sudah di sediakan, sedangkan disini harus cari dan membeli dulu makanannya bahkan terkadang harus membuat dulu makannya. Banyak dah dukanya kalau nak di sebutkan satu satu sampai besok juga gak akan selesai. Hehehhee.....


Tapi dari duka terdapat juga la suka seperti kita menjadi lebih dewasa dan mandiri yang paling terutama. Yang penting si nikmatin aja... :)

Coba simak lyrik lagu ini. Pas banget untuk kita kita mahasiswa rantau.

Mahasiswa Rantau
by : pemuda harapan bangsa(phb)

Kampus biru mentereng
Isinya mahasiswa
Yang nya cem-macem
Merah kuning ijo
Eh kampus yang biru

Mahasiswa rantau makan tak teratur
Senen makan, Selasa puasa
Rabu ngutang, eh Kamis dibayar
Jum'at lapar lagi.... Sabtu makan lagi...
Minggu ngutang lagi... Senen balik lagi...

Rambut metal gondrong, celananya bolong
Jarang makan apalagi jajan
Pacar tiada duit pun tak punya
Utang di mana-mana
Aku ini memang mahasiswa ripuh

Masuk kelas (jret-jret!) udah injury time
Datang telat pulang paling rajin
IP jeblok, enol koma lima (lima....)
Kagak lulus-lulus (sukur....)
Ude 17 taun (sukur....)
Jadi macan kampus (sukur....)
Mahasiswa abadi (sukur....)
Abdai sekali (sukur....)
Aku ini memang ma-a-ci-wa ripuh... (sukur....)
Ripuh sekali! (bodo sih lo, bodo dipiara, otak udang dipiara!)


Setidaknya lyrik lagu ini mencerminkan dan mewakili nasib semua mahasiwa rantau. Memang benar, mahasiswa rantau lebih banyak dukanya dari sukanya. Tapi asalkan kita tabah, ikhlas dan tetap bersyukur, akan ada banyak hikmah dan sesuatu hal yang dapat kita ambil dari semua ini. Terutama kita sudah belajar susahnya hidup jauh dari orang tua dan hidup mandiri.

Begitulah sedikit gambaran / cerita tentang perjalanan hidupku sebagai mahasiswa rantau yang jauh dari orang tua. Pasti semua yang pernah menjadi mahasiswa rantau juga dapat merasakan.


Nantikan cerita ceritaku selanjutnya :) A_F

Untuk yang ingin mendengarkan lagu diatas dapat download disini :)

0 comments:

Posting Komentar