kumpulan cerita & perjalanan hidupku

Senin, 13 Januari 2014

Mimpi Yang Tertunda


MIMPI YANG TERTUNDA
Oleh : Akhmad Fitriandi

          Hari yang cerah, sepertinya dunia mendukungku, sejenak aku berkata dalam hati. Aku pun duduk di teras rumahku. sambil menikmati indahnya langit biru dengan di temani oleh secangkir teh hangat bikinanku. Hari ini ialah hari yang paling di tunggu dan bahagia dalam hidupku, hari dimana aku akan mendaftar ulang untuk beasiswa study ku ke Prancis. Setelah mendaftar ulang dan melengkapi berkas berkas, maka aku telah resmi terdaftar dan mendapatkan biasiswa ke Prancis. Untuk mendapatkan beasiswa tersebut tidaklah mudah, ada beberapa persyaratan yang harus aku penuhi dan beberapa seleksi yang harus aku ikuti. Setelah itu aku harus menunggu 2 bulan untuk melihat pengumuman pertama dan 3 bulan untuk melihat pengumuman terakhir. Aku merupakan anak yang beruntung, karena aku salah satu yang terpilih dari ribuan peserta yang mendaftar untuk beasiswa ini. Mendapatkan beasiswa ini merupakan mimpiku dari dulu.

          Sejenak aku terbayang masa lalu kuliahku, bagaimana pengorbanan dan usaha ketika kuliah dulu, aku bukanlah anak dari golongan keluarga atas, dan aku juga bukanlah seorang anak yang pintar di kelas. Aku hanyalah anak biasa, IPK ku pun di semester 1 dan 2 tidak melebihi 3.5. Dan ketika aku di semester  3 dan 4, itulah semester terburuk dalam hidupku, IPK ku menurun, banyak mata kuliah yang tidak lulus, dan aku harus menggantinya di semester depan. Tapi semua berubah ketika aku beranjak masuk ke semester 5, di situlah aku berpikir, aku tidak bisa main main lagi, aku sudah semester 5 dan sebentar lagi aku akan lulus. Aku harus berubah, dan semuanya pasti akan berubah. Seperti ibarat alam menyeleksi kita untuk berubah kearah lebih baik ataupun lebih buruk. Dan alam pun memilihku untuk merubah kearah yang lebih baik.

***

Semester 5 aku jalani dengan semangat, mimpi mimpi ku, aku kumpulkan jadi satu dalam memori otakku, semua itu agar aku bisa termotivasi dan semangat dalam perkuliahanku. Perubahan diri pasti akan membawa hal yang negatif juga dalam hidupku, itulah yang aku rasakan, rintangan semakin banyak dan berat, tapi aku harus tetap menjalaninya untuk membuat aku lebih baik kedepannya. Semester 5 pun aku lewatin dengan senyuman dan mimpi di pundakku.

          Semester 6, semester genap, ialah semester paling sibuk. Cobaan kembali menerpaku, kesibukan berorganisasi dan tugas tugas kuliah membuatku tidak bisa mengatur waktu, belum lagi mata kuliah yang harus aku ulang di semester ini, akibatnya selama 3 bulan aku tidak bisa focus dalam perkuliahan, nilai nilai ku pun kembali menurun. Tugas tugas organisasi menumpuk, proyek proyek perkuliahan terbengkalai. Pikiranku tak karuan, stress, pusing, bingung, semua menjadi satu.

Libur UTS, itu ialah waktuku untuk menenangkan diri. Aku pun memutuskan untuk pulang ke kampung halamanku walaupun hanya 1 minggu, untuk bertemu keluarga dan orang tuaku, mungkin di situ aku bisa sedikit menenangkan pikiranku dan mendapatkan solusi dari permasalahku. Bukan aku namanya bila tidak bisa menyelesaikannya, semua tidak sia sia, pikiranku kembali tenang, aku mendapatkan solusinya. Aku rubah mainset pikiranku, aku jadikan kesibukanku menjadi hobiku, aku jalani dengan hati yang senang dan ikhlas, walaupun awalnya berat untukku, aku atur kembali waktu waktuku, aku bedakan antar waktu untuk organisasi dan untuk kuliah, maupun waktuku untuk menyegarkan pikiran. Dan akhirnya semester 6 kembali ku lewati dengan senyuman. Di semester 6 ini pun aku mulai berubah, aku kembali sibuk dan aku menyukai kesibukan, setiap hari dari hari senin sampai sabtu aku pasti memiliki kesibukan. Dan dihari minggu sengaja aku kosongkan untuk mengistirahatku badanku dan pikiran dari kesibukanku.

          Masuk semester akhir, semester 7 dan 8, ini ialah semester keramat dalam kuliahku, karena di sini lah aku di tentukan hidup matiku, lulus atau tidaknya aku dengan setumpuk kertas yang bernama Skripsi.

          Mengingat Skripsi membuatku terbangun dari bayangan masa laluku. Tidak terasa waktu telah menunjukkan jam 09.00 pagi dan aku pun bersiap siap pergi untuk melengkapi berkas beasiswaku yang kurang.

***
                                                                  
          Sampai di kantor dengan hati bahagia, aku langsung menuju ke loket tempat melengkapi berkas berkas beasiswa. Menunggu berkas berkasku di urus, aku pun duduk disalah satu tempat duduk di kantor tersebut. Di situlah kembali aku mengingat tentang perjanganku ketika aku lulus kuliah. Aku merupakan salah satu lulusan terbaik, tapi selama 3 bulan aku lulus, aku masih pengangguran, aku belum dapat pekerjaan, orang tuaku menyuruhku untuk pulang kekampungku dan mencari pekerjaan di sana saja. Tapi aku tidak mau, aku mau hidup mandiri, aku tidak mau merepotkan kembali kedua orang tuaku.

Tepat 6 bulan setelah aku lulus, aku melihat ada pendaftaran beasiswa S2 untuk study di luar negeri di salah satu koran. Aku semangat untuk mendaftar, aku lengkapi persyaratan persyaratannya dan aku mendaftar untuk beasiswa tersebut. Dalam mendapatkan beasiswa tersebut tidak lah mudah, aku harus beberapa kali mengikuti seleksinya. Dan Alhamdulillah, aku bisa lulus seleksi dan bisa mendapatkan beasiswa tersebut.

***

          “Vidi…”, namaku di panggil, aku berdiri dan menghampiri petugas yang memanggil namaku. “Berkas berkas kamu sudah lengkap, minggu depan kamu kesini bawa keperluan secukupnya, kamu dan yang lainnya akan berangkat study ke Prancis, siapkan dirimu ya..” kata petugas kantor tersebut. Aku pun sangat bahagia, akhirnya mimpiku untuk belajar di Prancis terwujud, dan dengan beasiswa ini aku dapat mebuat kedua orang tuaku bahagia dan dapat tidak merepotkan mereka lagi.

          Masih ada 1 minggu pikiranku, aku berncana pulang ke kampungku untuk minta restu kepada kedua orangtuaku dan pamit untuk belajar kepada mereka. Aku pun memutuskan untuk berangkat hari itu juga. Oh ya, kampungku dengan tempat tinggal ku tidak lah jauh, bila menaiki motor hanya menempuh waktu 3 jam.

          Sepanjang perjalanan hati ku sangat bahagia, aku membayangkan bagaimana hidupku di Prancis nanti, apakah aku bisa menjalaninya ataukah tidak. Hidup di Prancis dengan hidup di sini pastilah berbeda. Cobaan di sana pun pasti akan lebih banyak dan berat di bandingkan disini. “Totttttttt”, tiba tiba aku di telakson dengan mobil sedan di belakangku dengan kecepatan tinggi dan mobil itupun menabarakku.

***

          Aku membuka mataku, ternyata aku berapa di depan menara Eiffel dengan teman teman ku yang dari Indonesia juga, kami sedang berfoto foto. Hari ini merupakan hari libur semester di Prancis, kami memutuskan untuk mengilingi kota Paris, karena cuma hari libur semester ini saja kami bisa berjalan jalan. Kuliah di sini tidak lah mudah, hari senin sampai jumat merupakan hari kuliah, dan full dari pagi hingga sore, bahkan terkadang hingga malam hari. Hari sabtu dan minggu bukanlah hari libur untukku. Karena di hari sabtu pasti selalu ada seminar, dan di sabtu sore selalu ada kegiatan organisasi kampus, kami harus mengikutinya. Sedangkan hari minggu kami gunakan untuk membersihkan asrama kami dan membeli keperluan sehari hari. Kami tidak memiliki waktu untuk mengilingi kota ini, untuk itulah hari libur semester ini kami manfaatkan untuk mengililingi kota Paris. Paris sungguhlah indah, udaranya sejuk dan segar, tempatnya bersih, tidak ada sampah berserakan di sana sini. Di hari libur ini, memang enak duduk di taman dan melihat menara Eiffel yang begitu megahnya, langit yang begitu biru dan indah.

***

          “Vidi… Vidi… “, ada yang memanggil namaku, dan aku tidak asing dengan suara ini, ini ialah seuara Ibu ku, tapi kenada Ibu ada di sini ?. “Vidi… Vidi ” suara itu memanggil namaku, tapi aku tidak bisa menoleh ke samping untuk melihahnya. “Vidi… Vidi ”, ketiga kali namaku di panggil, barulah aku sadar dan membuka mataku, mataku belum jelas melihat, pendengaranku belu jelas mendengar, sejenak aku terdiam untuk menyesuaikan keadaan, ternyata aku bermimpi. Aku kembali diam, dalam benakku mengatakan, kenapa aku harus bangun dari mimpi ? kenapa belajar di Prancis itu hanyalah mimpi ?.

          Setelah diam sekitar 30 detik, barulah aku melihat di sekitarku. Mereka, mereka ada disini, kenapa mereka di sini, apa yang terjadi pada diriku, kenapa aku tidak bisa menggerakkan tubuhku, aku kembali diam. Aku berpikir sejenak apa yang terjadi sebenarnya, dan aku barulah ingat, aku di tabrak mobil dan sekarang aku berapada di rumah sakit dengan perban membalut di kaki kiri dan tangan kiriku. Mereka merupakan teman temanku yang datang menjenguk untuk memberikan semangat kepadaku. Seingatku kejadian itu ialah 1 minggu yang lalu, dan aku sempat masuk UGD karena tidak siuman selama 1 hari, kata Ibuku. Dan kata Dokter disini, aku bisa pulang minggu depan, karena aku hanya mengalami patah kaki dan tangan dan itu peperlukan perawatan terapi sekitar 6 bulan barulah akan pulih kembali.

          Awalnya aku tidak percaya apa yang terjadi pada diriku, kenapa semua ini terjadi pada diriku. Mimpiku yang sudah di depan mata yang sebentar akan menjadi kenyataan, hilang begitu saja. Tapi berkat Ibu ku di sini, yang selalu menemani aku, akhirnya aku menerima semua ini. Ini ialah ujian yang Allah berikan kepadaku, mungkin Allah belum siap melepas aku untuk belajar di sana, mungkin Allah belum siap menjadikan mimpiku menjadi kenyataan. Aku bersyukur, Allah masih sayang kepadaku, Allah masih memberikan aku kehidupan, kehidupan untuk aku tetap hidup, untuk aku memperbaiki diri, untuk aku mengumpulkan kembali mimpi mimpi itu, untuk aku membangun kembali mimpi agar menjadi kenyataan. Ini bukanlah mimpi yang tidak menjadi kenyataan, tetapi Mimpi Yang Tertunda.

***


Terimakasih kepada teman teman semua yang telah membaca cerpen ini, ini merupakan tulisan cerpen pertamaku, ini bukanah cerpen yang di ambil dari pengalamanku, karena ketika saya menulis ini saya masih berumur 20 tahun, dan saya belum berada di posisi tersebut. Cerpen ini ialah hasil imajinasi saya, cerpen ini saya buat selama 3 hari yaitu tanggal 10,11,12 Januari 2014. Saya bukanlah penulis, saya hanyalah orang yang ingin belajar menulis. Setelah saya menyelesaikan tulisan ini barulah saya sadar, ternyata menulis itu tidak lah semudah yang di bayangkan. Terimakasih kepada tulisan tulisan yang pernah saya baca yang meninspirasi saya untuk belajar menulis dan menulis. Terimakasih untuk semua.

12.1.2014
Saya Bukan Pemulis

(A_F)